SEO taksonomi merupakan teknik optimasi website yang penting diterapkan guna memastikannya lebih mudah dirayapi crawler. Dari hal tersebut, konten-konten di situs web juga bisa mendapatkan peringkat yang lebih baik di laman hasil penelusuran.
Adapun cara menerapkan teknik ini terbilang cukup kompleks. Kendati begitu, Anda bisa menyimak terlebih dahulu ulasan berikut sembari memahami lebih lanjut dasar-dasar tekniknya.
Daftar isi
ToggleDefinisi Utama SEO Taksonomi?
SEO taksonomi merupakan metode pengklasifikasian beberapa halaman konten dalam situs web. Lebih jelasnya, istilah taxonomy search engine optimization merujuk pada penyatuan sejumlah halaman konten serupa dalam suatu situs ke satu kategori.
Teknik optimasi ini sering dipakai oleh website bisnis atau toko online. Namun, situs-situs lainnya juga menggunakan cara optimasi taksonomi SEO untuk meningkatkan performanya. Hanya saja, tipe pengklasifikasiannya berbeda-beda.
Mengenai prosedurnya sendiri, tak hanya melibatkan konten-konten serupa. Dibutuhkan struktur hierarki tautan dan teks jangkar untuk memastikan tiap-tiap konten yang tergabung dapat terhubung satu sama lain.
Jika masih asing dengan istilah teknik SEO ini, Anda bisa menelaah struktur suatu situs. Contohnya, Jasa Ahli SEO memiliki beberapa menu dalam ikon garis tiga yang ada di kiri atas website. Menu tersebut terdiri dari tab “”Home, Tentang Kami, Layanan Kami, Berita & Tips, hingga Kontak Kami. Itu adalah salah satu contoh penerapan taksonomi SEO jenis hierarki.
Dengan adanya bagian tersebut, situs web bukan hanya akan lebih mudah dirayapi mesin pencari. Namun, pengguna situs juga tak kesulitan menemukan laman yang ingin dikunjunginya.
Mengapa SEO Taksonomi itu Penting?
Penerapan teknik SEO taksonomi menjadi penting sebab dapat memberikan banyak manfaat. Seperti meningkatkan kualitas user experience berkat antarmuka dan navigasi yang memudahkan penggunaan situs. Selain itu, konversi dalam situs juga bisa lebih meningkat.
Tak hanya sampai di situ. Taksonomi SEO yang menjadikan website lebih rapi dan terstruktur serta membuat proses memuat jadi makin cepat. Pengelola juga bisa lebih maksimal dalam upaya mengembangkan situs web. Sebab teknik SEO bisa diterapkan lebih optimal di berbagai aspek secara bertahap dan teratur.
Jenis-Jenis SEO Taksonomi
Sempat disinggung sebelumnya mengenai jenis taksonomi hierarki yang terdapat di situs Jasa Ahli SEO. Di bawah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai jenis SEO taksonomi tersebut. Berikut juga jenis taksonomi lainnya yang terdiri dari flat taxonomy, network taxonomy, dan faceted taxonomy.
1. Hierarchical Taxonomy
Hierarchical taxonomy atau struktur hierarki merupakan jenis susunan website yang paling sering digunakan. Tampilannya tampak seperti pohon. Di mana beberapa diantara menunya memiliki cabang atau sub kategori.
Beberapa website yang paling sering menggunakan jenis taksonomi ini adalah toko online. Pasalnya, struktur ini dapat mengkategorikan produk dari berbagai segi. Contohnya, dalam menu produk pakaian wanita, terdapat opsi kemeja, blus, gaun, dan juga setelan. Kemudian ketika menu kemeja di-tap, ada lagi pilihan kemeja lengan panjang, kemeja lengan pendek, dan sebagainya.
2. Faceted Taxonomy
Jenis taksonomi yang kedua yaitu faceted atau segi. Mirip dengan hierarki, struktur website ini juga kerap dipakai situs belanja online. Namun bedanya, struktur ini jauh lebih kompleks dan mengarah ke hal spesifik.
Sebagai contoh, di situs web belanja online, Anda mungkin menemukan pilihan warna dan ukuran pada produk yang akan dibeli. Pilihan tersebut ada sebab diterapkannya struktur taksonomi faceted.
3. Flat Taxonomy
Flat taxonomy adalah struktur menu dalam situs web yang umumnya berbentuk horizontal. Kerap kali ditemukan di website kecil yang isi kontennya fokus pada satu niche.
Contohnya, situs web company profile. Secara umum, website-website tersebut hanya memiliki menu “Kontak, Tentang Kami, dan juga Blog”. Beberapa juga mungkin memiliki menu lain, sebab hal tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan tiap pemilik situs. Namun yang pasti, tiap menu tadi tidak memiliki sub kategori.
4. Network Taxonomy
Satu lagi model SEO taksonomi yang kerap terdapat di berbagai website, terutama e-niaga yaitu, network taxonomy. Jenis ini dapat mengklasifikasikan banyak konten dalam satu halaman kategori khusus. Contohnya, kategori produk sepatu dan baju disatukan dalam laman terbaru.
Dalam situs web bukan e-niaga, jenis pengklasifikasian yang masih serupa dengan hierarki ini juga kerap ditemukan. Umumnya, pengklasifikasian didasarkan pada nama author yang berbeda dan konten-konten paling populer.
Cara Menerapkan SEO Taksonomi
Jika Anda sudah cukup memahami bentuk SEO taksonomi, saatnya untuk membahas cara membuat struktur website ini. Mari, langsung saja simak selengkapnya di bawah ini!
1. Riset Kata Kunci untuk Meningkatkan Visibilitas
Hal pertama penting untuk dilakukan adalah meriset kata kunci paling ekstensif untuk mengklasifikasikan berbagai konten dalam situs web Anda. Misalnya, jika Anda memiliki berbagai konten dengan topik SEO, Anda bisa mengkategorikannya ke jenis-jenis SEO. Seperti SEO on-page, SEO off-page, dan SEO technical.
Untuk memastikan struktur tersebut bisa mendukung peningkatan visibilitas, pastikan kata kunci yang digunakan terbilang familier. Jadi, mesin pencari bisa memunculkannya di laman penelusuran saat pengguna internet memakai kata tersebut di kolom kueri.
2. Buat Struktur yang Simpel
Tujuan dihadirkannya taksonomi adalah mempermudah pengunjung ataupun search engine dalam menelusuri situs web Anda. Oleh karena itu, pastikan struktur yang dibuat termasuk simpel dan mudah dimengerti.
Contohnya, membuat kategori ataupun sub kategori yang tidak begitu banyak. Pasalnya, semakin banyak opsinya bisa membuat pengunjung bingung akan klik opsi yang ada. Begitu juga dengan mesin pencari yang pasti kesulitan merayapi semua kategori yang ada.
3. Masukkan Kata Kunci Kategori dalam Metadata
Supaya pengunjung semakin mudah dalam menggunakan situs Anda, sebaiknya gunakan kata kunci kategori ke metadata. Hal ini juga akan memastikan crawler lebih cepat mengidentifikasi website Anda saat melakukan perayapan.
Sebagai contoh, situs web Anda menambahkan kategori dengan kata kunci “tempat sabun”. Dari itu, sub kategori maupun metadata sebaiknya mengandung kata kunci tersebut. Seperti tempat sabun besi, tempat sabun plastik, tempat sabun kaca, dan sebagainya.
Aturan tadi juga berlaku untuk kontennya. Jika konten akan ditempatkan di sub kategori tempat sabun besi, Anda sebaiknya memakai kata kunci tersebut dalam judul dan isinya. Kata kunci tersebut bisa dibuat lebih spesifik sehingga visibilitasnya di laman penelusuran jadi makin tinggi.
4. Jadikan Taksonomi Fleksibel dengan Menyediakan Ruang untuk Kategori Baru
Dalam beberapa waktu kedepan, Anda mungkin ingin menambah kategori ataupun sub kategori baru. Oleh karena itu, pastikan struktur SEO taksonomi yang dibuat memiliki sifat fleksibel dan dilengkapi ruang untuk penambahan kategori baru.
Sebab jika tidak, Anda perlu melakukan pengubahan struktur taksonominya. Dampaknya, hal tersebut juga bisa menurunkan rangking website Anda di mesin pencari.
Contoh taksonomi yang fleksibel adalah kata kunci umum yang tidak begitu spesifik. Misalnya, dibandingkan menggunakan taksonomi “Kerudung Segi Empat Warna Hijau”, sebaiknya pakai kata “Kerudung Segi Empat” saja. Kata kunci tersebut dapat mengurangi jumlah taksonomi dan memperkaya konten dalam situs web.
5. Tambahkan Tautan dalam Konten-Konten yang Terdapat di Situs
Langkah berikutnya dalam mengoptimalkan teknik taksonomi SEO adalah menerapkan tautan dalam konten. Baik itu tautan internal maupun eksternal.
Untuk diketahui, tautan internal sendiri merupakan URL yang mengarahkan pengunjung ke konten dalam website Anda. Sebaliknya, tautan eksternal diterapkan untuk membawa pengunjung ke konten dalam situs lainnya.
Hal ini penting dilakukan agar mesin telusur lebih mudah mengindeks situs web Anda. Selain itu, kredibilitasnya makin tinggi berkat adanya link yang tertanam.
6. Hadirkan URL dengan Struktur yang Jelas
Supaya taksonomi yang diterapkan memberikan manfaat maksimal, pastikan juga URL yang dibuat untuk tiap laman memiliki struktur baik dan jelas. Adapun struktur URL yang baik harus punya hubungan semantik yang jelas dengan tiap kategori ataupun sub kategori. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menelaah struktur URL berikut ini:
- https://www.domainexample.com/20019/
- https://www.domainexample.com/20019/09/09/contoh-artikel-seo
- https://www.domainexample.com/20019/02/02/contoh-artikel-rumah-subsidi
Contoh URL di atas menggunakan struktur kategori berdasarkan tanggal. Meskipun sudah benar dan bisa dijadikan kategori tahun 2019, struktur tadi terbilang kurang efektif. Sebab, konten-konten dengan topik yang jauh berbeda jadi tercampur. Beda halnya jika URL-nya diubah jadi seperti berikut ini:
- https://www.domainexample.com/contoh-artikel/SEO
- https://www.domainexample.com/contoh-artikel/apa-itu-seo
- https://www.domainexample.com/contoh-artikel/seo-off-page
- https://www.domainexample.com/contoh-artikel/rumah-subsidi
- https://www.domainexample.com/contoh-artikel/rumah-subsidi-di-depok
Struktur di atas lebih mudah dimengerti. Oleh karena itu, fungsi taksonomi bisa lebih dirasakan oleh Anda maupun pengunjung.
7. Lacak Lalu Lintas Taksonomi dan Peringkatnya di Search Engine
Agar struktur website lebih baik, optimasi lanjutan bisa dilakukan dengan melacak lalu lintas kata kunci dalam taksonomi. Anda bisa memanfaatkan Google Analytics dalam hal ini. Dengan alat analisis tersebut, Anda juga bisa mendapatkan informasi mengenai kesenjangan yang terdapat dalam taksonomi.
Contohnya, Anda memiliki kategori kemeja wanita dalam taksonomi yang dibuat. Dari hasil analisis, ditemukan istilah penelusuran baru terkait kata kunci tersebut. Yaitu, kemeja wanita crop top.
Dengan mengetahui informasi tersebut, Anda bisa membuat sub kategori ataupun konten baru yang dapat memperkaya informasi dalam situs web. Selain itu, situs web Anda bisa selalu menjadi yang terdepan dengan senantiasa menghadirkan informasi-informasi yang dibutuhkan pengguna internet.
Lebih Penting Taksonomi atau Struktur URL?
Sebagai informasi, taksonomi SEO pada dasarnya merujuk pada klasifikasi laman konten dalam situs web. Sementara itu, klasifikasi URL atau tautan tak jarang disebut dengan istilah taksonomi website.
Meskipun terkesan sama, keduanya jelas berbeda. Taksonomi yang dimaksud sebagai pengklasifikasian konten adalah kategori yang menyatukan laman-laman dengan topik serupa. Contohnya topik Sepeda Listrik.
Sementara itu, taksonomi URL adalah domain yang menghubungkan kategori ke suatu laman. Seperti https://www.domainexample.com/contoh-seo/white-hat-seo/ yang menghubungkan kategori Contoh SEO ke laman White Hat SEO.
Kendati begitu, keduanya sama-sama penting diperhatikan untuk memaksimalkan hasil optimasi taksonomi SEO. Jelasnya, jika Anda membuat kategori Sepeda Listrik, konten di dalamnya sebaiknya memiliki URL yang mengandung keyword sesuai dengan nama kategori.
Ingin Mengoptimalkan Website dengan Penerapan SEO Taksonomi?
Kesimpulannya, SEO taksonomi merupakan navigasi yang dapat memudahkan pengunjung untuk masuk ke laman lain dari satu halaman lainnya. Selain menjadikan aksesnya lebih mudah, penerapan teknik SEO ini juga dapat mempercepat proses memuat. Sebab adanya aspek yang SEO friendly, seperti URL mudah terbaca dan tautan dalam konten.
Jika Anda ingin mengoptimalkan situs web dengan teknik ini tetapi tidak tau caranya, hubungi saja Jasa Ahli SEO sebagai jasa seo indonesia profesional. Agen optimasi search engine dan digital marketing ini menawarkan berbagai layanan untuk meningkatkan performa website Anda. Salah satunya adalah penerapan SEO taksonomi. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut Anda dapat mengunjungi website utama di www.jasaahliseo.com.